🐆 Kode Cara Kerja Pestisida
DESKRIPSIMATAKULIAH. Mata kuliah ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperluas wawasannya mengenai perkembangan pestida dan teknik aplikasi, peran pestisida dalam pertanian, klasifikasi pestisida berdasarkan senyawa penyusun, organisme sasaran, bentuk, cara kerja (mode of action ), formulasi, insektisida, herbisida, fungisida, dll; pestisida
tenagakerja dan transmigrasi republik indonesia peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi republik indonesia nomor : per.09/men/v/2005 tentang tata cara penyampaian laporan pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan menteri tenaga kerja
Maaf nyetting pompa dc 12v, 3A,100 psi untuk penyemprotan pestisida. selang hisap 9mm panjang 1.5m, selang buang 50m ukuran 7mm (Diameter Luar) dan 4mm (Diameter Dalam). Air keluar lancar dan bisa dikabutkan tapi waktu kran ditutup pompa tdk mau mati, pompa terpasang cut off seperti switch handle rem depan motor.
BerikutIni Cara Kerja Mesin Filling Otomatis : Seting dudukan kemasan sesuai jenis kemasan yang digunakan misalnya standing pouch, botol, atau jerigen. Matikan mesin dengan menekan tombol POWER pada panel kontrol, jika proses pengemasan sudah selesai. Informasi detil spesifikasi mesin filling otomatis. Mesin pengisi cairan yang ada di pasaran
Herbisida juga dikenal sebagai weedkillers, adalah pestisida yang digunakan untuk membunuh tanaman yang tidak diinginkan. [1] herbisida selektif membunuh target tertentu, sementara meninggalkan tanaman yang diinginkan relatif terluka.Beberapa tindakan tersebut dengan mengganggu pertumbuhan gulma dan sering meniru sintetis hormon tumbuhan alami.
NoKode Keterangan 1 WH-1011 Werehouse Cara pemasangan peralatan proses pabrik hidrogen. Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga kerja yang mengelola Pestisida harus memakai alat-alat pelindung diri yang berupa pakaian kerja, sepatu laras tinggi, sarung tangan, kacamata pelindung atau pelindung muka dan pelindung pernafasan.
ProgramKerja HMPT-UH bertujuan mewujudkan insan inovatif dan bertanggung jawab atas terwujudnya insan akademis yang berakhlak mulia, profesional, kritis, kreatif menuju masyarakat adil dan makmur yang diridhai oleh Tuhan Yang Maha Esa. Cara Back Up dan Upload File Java Script ke Free Hosting; Masukkan Code ini K1-1174AC-5 untuk
Pemberianpestisida khusus pembasmi keong dengan cara menyemprot areal sawah. Cara keempat atau pemberian pestisida merupakan cara yang mudah dan ampuh untuk penanggulangan hama keong mas tetapi cara tersebut sabaiknya kita hindari karena untuk menghasilkan hasil pertanian sehat sebisa mungkin petani mengurangi pemakaian bahan
Dalambisnis dan di tempat kerja, hanya ada satu cara untuk berperilaku, yaitu secara etis. Kita ingin pelanggan dan pemasok, pemerintah, regulator, dan mitra memercayai kita dalam hal pelestarian lingkungan. Dan, sebagai rekan kerja, kita harus senantiasa merasa dapat saling mempercayai. Kode Etik merupakan janji dan komitmen kita untuk bekerja
5cCN. – Banyaknya jenis produk pestisida dan ZPT Zat Pengatur Tumbuh dipasaran, seperti produk insektisida, herbisida, fungisida dan jenis pestisida lainnya dengan tentunya merek dagang yang berbeda-beda, hal ini mempermudah kita untuk memilah dan memilih pestisida mana yang tepat untuk digunakan sesuai sasarannya. Jika diperhatikan, produk-produk pestisida dan zpt yang beredar di toko-toko pertanian, terdapat berbagai macam formulasi yang ditulis dengan kode tertentu berupa singkatan huruf kapital seperti EC, SC, SL, WP,GR, WG, dan lain-lain. Setiap bahan aktif pestisida memiliki daya larut yang bermacam-macam. Karakteristik daya larut dan target pasar adalah hal yang menjadi pertimbangan perusahaan produsen pestisida dalam memformulasikan suatu bahan aktif menjadai produk jadi yang siap dipasarkan. Setiap jenis formulasi suatu produk mempengaruhi cara aplikasinya dan juga mempengaruhi tata cara teknik pencampuran pestisida. Simak juga Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Akibat Keracunan Pestisida Ada suatu produk dengan merk dagang yang sama yang diproduksi satu perusahaan, dijual dengan formulasi yang berbeda, contohnya Regent 50 SC, Regent 80 WG dan Regent 0,3 GR. Karena formulasinya berbeda, tentu cara aplikasinya pun juga berbeda. Didalam kemasan produk pestisida atau produk ZPT biasanya terdapat nama bahan aktif yang terkandung didalamnya dan selain dari itu terdapat juga kode-kode tertentu yang ada didalam merek kemasan seperti contohnya Confidor 3 GR pada Furadan 400 SL pada Manuver 2,5 EC pada Decis dan kode lainnya. Secara garis besar, formulasi pestisida dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu Formulasi cair dan Formulsi Padat. Untuk bisa memahami berbagai macam formulasi pestisida, perlu diketahui beberapa istilah kimia berikut ini Solution/Larutan Suatu larutan dihasilkan bila suatu benda dilarutkan dalam cairan. Komponen pembentuk larutan tidak bisa dipisahkan secara mekanis. Setelah larutan terbentuk dengan cara diaduk, komponennya tidak akan memisah, tidak perlu pengadukan lagi agar tetap menjadi larutan. Contoh yang biasa kita jumpai adalah memasukan gula ke dalam air, kemudian diaduk, maka akan menjadi suatu larutan. Suspension/Suspensi Suspensi merupakan campuran yang mudah dipisahkan, di dalamnya terdapat partikel padat yang menyebar dalam cairan. Partikel padat tersebut tidak bisa terlarut, sehingga perlu pengadukan yang terus-menerus supaya partikel itu menyebar merata dalam cairan. Maka dari itu, terkadang produk pestisida yang formulasinya berbentuk suspensi, tertulis dalam kemasanya “kocok sebelum digunakan”. Emultion/Emulsi Emulsi terjadi jika suatu cairan yang berbentuk droplet/butiran ter-dispersi/menyebar dalam larutan lainnya. Tidak perlu pengadukan yang terlalu lama supaya emulsi tidak memisah. Pestisida berbentuk emulsi, bahan aktifnya di larutkan dulu dengan pelarut berbasis minyak, kemudian ditambah dengan pengemulsi, sehingga ketika dicampur dengan air untuk disemprotkan akan terbentuk emulsi. Formulasi emultion biasanya terlihat seperti cairan “susu”. Formulasi suspension biasanya terlihat “keruh/buram” Formulasi solution biasanya terlihat “transparan” Secara ringkas nama formulasi dan singkatannya adalah sebagai berikut 1. Formulasi Pestisida Bentuk Cair EC Emulsifiable Concentrate adalah formulasi berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan. Kandungan bahan aktif dalam pestisida atau ZPT jenis ini hanya larut di dalam minyak, agar mudah digunakan, pestisida ditambahkan bahan emulsi pencampur minyak oleh produsen, dengan demikian bahan aktif yang hanya larut dalam minyak dapat larut juga di dalam air, membentuk larutan seperti susu saat dicampur dengan air, bersifat stabil saat dicampur air, sehingga tidak perlu diaduk terus menerus selama pemakaian. Contoh produk CRIPTAN 250 EC, CRONUS 18 EC , CROSS 100 EC, CROWEN 113 EC dan lain sebagainya. SC Suspension Concentrate dan WSC Water Soluble Concentrate Formulasi SC dan WSC mirip dengan EC, tapi menggunakan solvent berbasis air, jadi jika dicampur dengan air tidak membentuk emulsi, melainkan akan membentuk suspensi. Formulasi ini diaplikasikan dengan cara disemprotkan menggunakan alat sprayer. Contoh produk SC CULTAR 250 SC, ENTIBLU 450/100 SC, ZAMPRO 525 SC dan lain sebagainya. Contoh produk WSC Manuver 400 WSC, Agrogibb 40 WSC. SL Soluble Liquid dan L Liquid adalah formulasi berbentuk pekatan yang bisa larut dalam air, jika dicampur dengan air akan membentuk larutan. Cara aplikasinya dengan cara disemprotkan. Contoh produk Spontan 400 SL, CRASH 160 SL, SISTEMIK 240 SL, SOFFELL 130 SL, dll. Tidak seperti formulasi EC yang jika dituangkan ke dalam air, maka air akan menjadi “putih keruh” seperti “cairan susu”, sedangkan formulasi SL jika dituangkan ke dalam air akan larut, terlihat “transparan”tidak ada perubahan yang mencolok pada air tersebut. Di kalangan petani, ada perasaan kurang “mantap” jika larutan semprot tidak “putih-keruh”. AS Aquaeous Solution dan AC Aquaeous Concentrate AS dan AC merupakan larutan pekat yang dapat dilarutkan dalam air. Pestisida yang diformulasikan dalam bentuk AS dan AC umumnya berupa pestisida berbahan aktif dalam bentuk garam yang memiliki kelarutan tinggi di dalam air. Cara aplikasinya dengan cara disemprotkan. Contoh produk Agrifos 400 AS. F Flowable, FW Flowable in Water dan FS Flowable Suspension Formulasi F, FS atau FW merupakan konsentrat cair yang sangat pekat mendekati seperti pasta, tapi masih bisa dituangkan. Jika dicampur air, akan membentuk suspensi partikel padat yang melayang dalam media cair . Karena bentuknya seperti pasta, memerlukan pengadukan yang terus-menerus supaya tidak mengendap. Jika sudah tersimpan terlalu lama, produk pestisida formulasi F kemungkinan akan memadat. Contoh produk PRONTO 600 FS. 2. Formulasi Pestisida Bentuk Padat D Dust adalah formulasi berbentuk debu/tepung yang siap pakai, dalam aplikasinya tidak perlu dicampur dengan air. Ukuran partikelnya sangat kecil 10-30 mikron dengan konsentrasi bahan aktif rendah sekitar 2%. Cara aplikasinya dengan dihembuskan dusting dengan alat tertentu. Contoh produk PARIGEN 0,5 D. GR Granula adalah formulasi berbentuk butiran padat dengan ukuran seragam. GR umumnya merupakan produk yang siap pakai dengan cara ditaburkan. Kandungan bahan aktifnya relatif rendah sekitar 3%. Contoh produk Furadan 3 GR, SOFATAN 3 GR, dll. Umpan Bait, B atau Ready Mix Bait RB atau RMB , Merupakan bentuk sediaan yang banyak digunakan dalam formulasi rodentisida untuk mengendalikan binatang besar tikus, babi hutan, tupai. Formulasi RB/RMB siap guna telah dicampur dengan pakan sedangkan formulasi B harus dicampur sendiri oleh penggunanya misalnya dengan beras. Contoh produknya COPTON 0,5 RB. BB Block Bait adalah formulasi berbentuk blok berupa umpan siap pakai. Contoh produknya yaitu KLERAT 0,005 BB, KRESNAKUM 0,005 BB, CONTRAC 0,005 BB, dll. WG, WDG Water Dispersible Granule dan SG Soluble Granule Formulasi WG dan WDG ini berbentuk butiran berbentuk butiran halus micro granule seperti formulasi G, namun kandungan bahan aktifnya relatif lebih tinggi dan dalam penggunaannya harus diencerkan terlebih dahulu dengan air, diaplikasikan dengan cara disemprotkan. Sedangkan formulasi SG bedanya jika dicampur dengan air akan membentuk larutan sempurna. Bersifat kurang stabil mudah mengendap, sehingga harus sering diaduk/dikocok secara teratur pada saat pemakaian. Contoh produk GARDENER 68 WG, WIN 20 WG, ZEERON 20 WG, SOYATIP 67 WG, Ally 20 WDG, dll Sedangkan formulasi SG bedanya jika dicampur dengan air akan membentuk larutan sempurna. Contoh produk Proclaim 5 SG, dll. WP Werrable Powder adalah formulasi berbentuk tepung dengan ukuran partikel sangat kecil satuan mikron dan mengandung bahan aktif yang relatif tinggi hingga 80%. Diaplikasikan dengan cara disemprotkan, jika dicampur dengan air akan membentuk suspensi, dan perlu pengadukan yang lebih lama supaya dapat tercampur dengan air. Contoh produk CONFIDOR 5 WP, AVIDOR 25 WP, APPLAUD 10 WP, ANTRACOL 70 WP dan lain-lain. SP Soluble Powder adalah formulasi berbentuk tepung yang jika dicampur dengan air akan membentuk larutan homogen. Diaplikasikan dengan cara disemprotkan. Contoh produk ZIDAN 50 SP, PROTHENE 75 SP, dll. SD Seed Dressing merupakan formulasi khusus berbentuk tepung yang digunakan dalam perawatan benih. Contoh produk Saromyl 35 SD. 3. Formulasi Khusus MC yaitu formulasi padatan lingkar, contohnya yaitu ZEBRA 0,30 MC, artinya memiliki kandungan bahan aktif esbiotrin sebesar 0,30%. Ada juga COWBRAND 0,30 MC, dll. PA Pasta adalah formulasi berbentuk pasta. Contoh produk CP 150 PA, PROTHEPHON 10 PA, dll. LT adalah formulasi berbentuk losion. Contoh produk SLEEK ANTI MOSQUITO 12,5 LT, SOFFELL 13 LT, dll. CS Capsulated Suspension adalah formulasi berbentuk mikro kapsul dalam pekatan yang dapat disuspensikan. Contoh produknya yakni DEMAND 100 CS, dll. OD adalah formulasi berbentuk larutan dalam minyak. Contoh produknya CORNELIA 265/35 OD, dll. DF adalah formulasi berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air. Contoh produk SPADA 60 DF, dll. TB Tablet adalah formulasi dalam bentuk tablet. Contohnya yaitu KINGPHOS 56 TB, HELLIPHOS 56 TB, HARVESTPHOS 56 TB, GIBGRO 20 TB, GIBBERSIPP 20 TB, GAPLUS 20 TB, dll. ULV Ultra Low Volume adalah formulasi berbentuk cair, bahan aktif yang dikandung sangat tinggi, dirancang untuk penyemprotan dengan menggunakan alat khusus dan tanpa dilarutkan dengan air lagi. LV, pestisida rumah tangga racun pernafasan berbentuk larutan yang dapat diuapkan. Contoh produknya BAYGON 13 LV, SIRMUK 7 LV, dll Simak juga Arti Simbol, Warna dan Kalimat Peringatan Bahaya pada Label Pestisida Demikian informasi tentang Arti Kode SL, EC, WP, SP, GR, TB, MC pada Kemasan Pestisida dan ZPT, semoga bisa memberikan manfaat bagi kita semua. Kritik dan saran, serta penambahan informasi sangat kami harapkan, silahkan hubungi kami via email ke
Mengapa pemilihan pestisida di tingkat petani masih kurang tepat dan efisien? Dari hasil pengamatan, masih banyak petani yang belum memahami kegunaan dan cara memilih pestisida yang benar-benar tepat sasaran untuk OPT. Kebanyakan dari mereka hanya ikut-ikutan dari mulut ke mulut antarpetani. Mengetahui perbedaan cara kerja atau mekanisme kerja pestisida dapat membantu petani dalam menentukan jenis pestisida yang tepat dalam proses pencegahan dan pengendalian OPT. Karena pada dasarnya, masing-masing pestisida mempunyai cara yang berbeda-beda untuk meracuni sasarannya. Pestisida dalam membunuh hama menggunakan dua mekanisme, yaitu meracuni hama secara langsung dan meracuni tanaman terlebih dahulu baru hama akan keracunan setelah makan tanaman tersebut. Berikut adalah contoh beberapa cara mekanisme kerja pestisida yang sering digunakan oleh petani Pestisida Racun Sistemik Untuk jenis pestisida seperti ini cara kerjanya tidak langsung membunuh OPT. Racun pestisida setelah disemprotkan akan menempel pada tanaman. Kemudian racun ini akan terserap ke dalam jaringan tanaman melalui daun atau akar. Yang termasuk pestisida racun sistemik umumnya adalah insektisida, fungisida dan herbisida. - Contoh insektisida sistemik misalnya insektisida berbahan aktif dimehipo, imidakloprid, fipronil, asefat, dll. - Contoh fungisida sistemik adalah fungisida berbahan aktif karbendazim, difenokonazol, dll. - Contoh herbisida sistemik adalah herbisida berbahan aktif glifosat, 2,4-D, metsulfuron metal, dll. Pestisida Racun Kontak Pestisida ini akan bekerja dengan baik jika terkena atau kontak langsung dengan OPT sasaran. Racun pada pestisida tersebut akan masuk ke jaringan tubuh organisme target. Selanjutnya akan terjadi gangguan fungsi fisiologis organisme target yang berakibat pada kematian. Yang termasuk pestisida racun kontak umumnya adalah insektisida, fungisida dan herbisida. Untuk jenis insektisida, penggunaan racun kontak sangat efektif untuk mengendalikan serangga yang menetap dan tidak tersembunyi, seperti ulat, kutu daun, dan semut. Racun ini kurang bekerja baik terhadap serangga-serangga yang mempunyai mobilitas tinggi atau tersembunyi, seperti lalat, kutu kebul dan belalang. - Contoh insektisida racun kontak misalnya yang berbahan aktif golongan piretroid sipermetrin, deltametrin, klorpirifos, bpmc, dll. - Contoh fungisida kontak misalnya yang berbahan aktif mankozeb, maneb, zineb, ziram, dll. - Contoh herbisida kontak adalah yang berbahan aktif parakuat. Racun Lambung Racun yang terdapat dalam insektisida ini baru bekerja jika bagian tanaman yang telah disemprot dimakan oleh hama. Di lambung inilah kerja racun mulai bereaksi. Racun lambung ini biasanya berhubungan dengan racun pestisida sistemik. Racun Pernapasan Insektisida jenis ini dapat membunuh serangga jika terhisap melalui organ pernafasan hama. Racun ini sering digunakan untuk mengendalikan hama gudang. Jenis racun ini sering disebut sebagai racun fumigan. Dengan mengetahui cara kerja atau mekanisme kerja pestisida, kita akan tahu bahwa - Pestisida sistemik efektif digunakan untuk membunuh hama tanaman yang ada didalam jaringan tanaman atau pada hama yang tipe serangannya adalah menghisap atau menusuk tanaman. Misalnya hama penggorok daun, penggerek batang, penggerek buah, trips dan kutu. - Pestisida kontak, sistemik dan lambung efektif digunakan untuk mengendalikan hama tanaman dengan mobilitas tinggi, seperti belalang, kutu, lalat buah dan lain sebagainya. Karena pada saat penyemprotan kemungkinan hama tersebut tidak ada di tempat atau terbang, dan beberapa waktu kemudian akan kembali. Dan hama akan mati jika memakan bagian tanaman yang masih mengandung residu. - Racun pernapasan efektif digunakan untuk mengendalikan hama mobilitas tinggi, karena walaupun tidak terkena secara langsung, hama akan mati jika menghirup partikel mikro pestisida yang terbang di udara. Selain belajar dari paparan di atas, alangkah baiknya jika kita juga mau belajar dan mau bertanya atau konsultasi pada ahli pertanian. Sehingga masalah-masalah pada tanaman akan cepat teratasi dan juga kita bisa mendapatkan lebih banyak pengetahuan. Sumber 8Villages
You're Reading a Free Preview Pages 7 to 16 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 20 to 38 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 47 to 55 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 61 to 99 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 105 to 112 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 119 to 120 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 129 to 136 are not shown in this preview.
kode cara kerja pestisida