🐎 Arti Kata Aksara Dalam Puisi
Takterjamah rasa sayang itu Hanya untukku menulis huruf R pada kata CINTA. ingin pulang. bilakah waktunya. bila manakah. bekal-bekal mulus. oh TUHANKU. Selamat Datang Di Blog AKSARA KEMBARA yang berisi kumpulan puisi -puisi karya kami dari Group TEMBANG JIWA sajak yang terlupa,
ASTALOGCOM – Masa pra aksara merupakan satu fase penting dalam sejarah kehidupan manusia, dimana saat itu manusia sama sekali belum mengenal tulisan.Yang diperkirakan hidup pada masa pra aksara adalah sekumpulan manusia purba. Berlangsungnya zaman pra aksara, terjadi sejak manusia benar-benar belum mengenal tulisan sampai hingga manusia mulai
BAJINGAN!!! adalah kata pisuhan atau umpatan yang berada di Indonesia, dalam KBBI bajingan berarti penjahat, copet dan kata umpatan. Sedangkan Bajingan dalam artian bahasa Jawa adalah sopir gerobak yang sangat berbeda jauh dalam artian didalam KBBI. Dalam bahasa Jawa kata Bajingan dari singkatan “bangune jiwa, angen-angen e pangeran
kaliini saya akan posting kata - kata yang menyentuh hati, kata yang cocok buat yang sedang mengalami patah hati sperti saya terutama. kata - kata ini saya kumpulkan dari berbagai sumber, selamat membaca. Cinta adalah ketika kamu menitikkan air mata, tetapi masih peduli terhadapnya Cinta adalah ketika dia tidak mempedulikanmu, kamu masih
Melanjutkantulisan Soal Bahasa Indonesia Kelas X Semester 2 Kurikulum 2013 (Pilihan Ganda Wajib) bagian ke-7 (soal nomor 76-85), bagian ke-8 berisikan materi yang sama dengan soal dimulai dari nomor 86. 86. berikut ini termasuk jenis-jenis dari puisi lama, kecuali. a. mantra b. pantun c. karmina d. seloka e. himne jawaban: e 87. Puisi sanjungan bagi orang yang telah
Ghazalmempunyai arti: [1] Puisi [2] Rayuan, dan berasal dari bahasa Arab. Nama Ghazal adalah rekomendasi terbaik untuk para orang tua beragama muslim karena bermakna baik dan indah, sesuai dengan syariat menurut Al-Qur’an. Selain unik, nama Ghazal juga terdengar sangat keren dan modern.
Diamtanpa kata mengurai aksara. Dalam eyd, partikel pun ditulis terpisah dari kata yang Itu pun tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Source: 64.media.tumblr.com. Editor's picks puisi perihal hamba puisi terenyuh puisi dimensi khayal ;
rinduitu . sebaris kata. terbaring bisu. di setumpuk bebatuan aksara. yang mengisak duka cemas. kadang jadi butiran air. menggenang di sudut mata. hingga puisi datang menghampirinya. mengusap dengan doa . ingin kutikam langit. agar cahaya mengucapkan salam. mengeringkan keraguan. yang menyulam benang gelisah. dan kubasuh paras wajahmu.
PuisiPendidikan : Pendek, Singkat, 4 Bait, Moral, SD, SMP, SMA, SMK, 2, Kesehata, Bahasa Jawa, Bermanfaat, Sosial, , Mudah Diaa, Perguruan Tinggi, Kelas, Seja yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat dalam berbagai lingkungan. Aku besar dengan nama itu. Aku bukan
nSmlo. Tuesday, March 24, 2015 Puisi penyulam aksara. Pengertian aksara adalah suatu sistem simbol visual yg tertera pada kertas maupun media lainnya, untuk mengungkapkan unsurunsur yang ekspresif dalam suatu bahasa. pengertian yang lain menyebutkan aksara merupakan sistem tulisan. Alfabet serta abjad adalah istilah yang berbeda sebab merupakan tipe aksara berdasarkan klasifikasi fungsional. Berkaitan dengan kata aksara, berikut ini, puisi berjudul penyulam aksara, bagaimana puisinya, untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini. Puisi Penyulam Aksara Karya Lufty Aku bukanlah penyulam aksara... Tak dapat kusemat kata kata indah dalam bait berpusaka... Merenda kata berbingkai frasa... Tinggi menembus batas tahta dewa... Aku hanyalah penyulam rasa... Pengagum keindahan akan warna cinta... Tiada bait akan tingginya makna... Namun sedalam bumi ketujuh menembus magma... Syair yang tersulam dengan tingginya makna menjadi tanpa makna... Sebatas pemanis dalam kalimat mereka membaca... Mereka hanya penikmat aksara... Tanpa mengerti aksara... Aku hanyalah penyulam rasa... Terbangkanlah aksaramu diangkasa... Kuhempasakan aksaramu dengan rasa... Karna aku bukan penyulam aksara... 240315 PUISI CORETAN PENAOleh Mallicha elyzabeth Untukmu yang mau berbalas puisi Aku menunggumu di altar imaji Mari yang ingin beradu diksi Sebagai pelipur hati Mengusir rasa sepi Tuangkan segala inspirasi Aku hanya pemulung kata Ingin menyulam aksara Walau secuma kalimat tanpa makna Tiada maksud memintal cinta Aku sekadar ingin menuang rasa Lewat coretan pena Jika ada Tuan dan Puan sudi berbalas kata Marilah kusambut dengan sejuta sapa Di lapak usang yang sudah menua Memintal kata sebagai kiasan semata Mencari sahabat tanpa berurai luka Inilah coretanku tiada makna Sebagai tegur sapa setulus jiwa Demikianlah puisi penyulam aksara. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
1. Makna Kata dalam Puisi Puisi dirangkaikan dengan kata-kata. Pilihan kata merupakan unsur penting dalam sebuah puisi. Bahasa puisi atau sastra pada umumnya bersifat konotatif maksudnya mempunyai kemungkinan banyak tafsir. Kata-kata dalam puisi memiliki kemampuan menggugah berbagai asosiasi perasaan, misalnya haru, benci, belas kasihan, mesra, dan sebagainya. Setiap kata mengandung jentikan emosi dan membangun rasa yang sifatnya sangat pribadi. Bahasa konotatif yang sifatnya mendukung emosi/perasaan pengutaraannya berhubungan erat dengan suasana jiwa. Ungkapan kata-kata dalam bahasa konotatif tidak hanya memiliki makna, tetapi juga berisi simbol-simbol. Bahasa konotatif tidak hanya mementingkan arti, tetapi mementingkan bobot dan gaya, serta keluasan tafsiran. Klimaks bahasa konotatif ini terlihat dalam bentuk puisi. Kata-kata merupakan alat yang paling komunikatif bagi penyair untuk mengutarakan getaran pikiran dan gejolak perasaannya. Setiap sentuhan, setiap situasi, setiap timbul rasa kagum, rasa benci, cinta, ngeri, dan lain-lain, dicoba diungkapkan dengan kata-kata. Puisi merupakan bahasa perasaan, bahasa cinta dan benci, bahasa berahi, bahasa jiwa, pikiran, dan kemanusiaan bagi seorang penyair. Melalui puisi, penyair berusaha agar apa yang dikandung dalam perasaan dan pikirannya dapat terwakili. Dapat dikatakan, puisi merupakan duta perasaan dan pikiran sang penyair. Karena kata memegang peranan penting dalam sebuah puisi, maka setiap penyair berusaha menggunakan setiap kata seintensif mungkin. Setiap kata selain harus mampu mengutarakan pikiran, ia pun harus mampu mengantarkan perasaan. Kata yang dipilih harus pula mampu memindahkan situasi yang ditangkap pancaindera. Kalau penyair ingin mengutarakan rasa sedih, dendam, cinta, gelisah, tertekan-tekan, dan lain-lain misalnya, maka rasa itu tidak hanya cukup diketahui pembaca, tetapi harus pula dapat dirasakan. Dalam hal ini dituntut kemampuan penyair menggunakan kata-kata. Bahasa puisi seperti sudah dijelaskan sebelumnya pada umumnya bersifat konotatif. Ia terdiri dari kata-kata atau kalimat-kalimat yang suprarasional. Ia mampu menggugah bermacam-macam asosiasi perasaan. Namun, untuk dapat menyingkapkan makna sebuah puisi sebaik-baiknya, memahami makna lugas atau memahami makna denotatif terlebih dahulu, dapat membantu memahami makna utuh dari sebuah puisi. Tanpa memahami makna lugas dari sebuah puisi, kita dapat terseret jauh-jauh ke penafsiran yang keliru. Dengan memahami makna lugas sebaik-baiknya, akan dapat menumbuhkan berbagai pertanyaan tentang makna utuh dari sebuah puisi. Selanjutnya, cobalah Anda baca dengan teliti contoh sajak di bawah ini Karangan Bunga Tiga anak kecil Dalam langkah malu-malu Datang ke Salemba Sore itu Ini dari kami bertiga Pita hitam pada karang bunga Sebab kami ikut berduka Bagi kakak yang ditembak mati Siang tadi Taufik Ismail, Tirani Makna lugas dari sajak Taufik di atas dapat dengan mudah kita tangkap. Pada suatu sore, dengan langkah malu-malu, tiga anak kecil datang ke Salemba, ke tempat kakak-kakak mereka. Mereka kemudian menyerahkan karangan bunga berpita hitam sebagai tanda ikut berduka cita bagi salah seorang kakak mereka yang ditembak mati siang itu. Makna lugas di atas akan menumbuhkan berbagai pertanyaan kalau kita membaca kembali sajak di atas dengan teliti. Apakah makna sajak di atas semata-mata seperti yang kita tafsirkan di atas ? Apakah masih ada makna lain yang belum kita ungkapkan ? Pertanyaan ini timbul dalam usaha memahami sajak tersebut seutuhnya. Sajak "Karang Bunga" di atas lahir waktu terjadi perlawanan terhadap orde lama yang dipelopori oleh mahasiswa dan pelajar yang tergabung dalam KAMI dan KAPPI. Sajak di atas dipersembahkan Taufik kepada martir KAMI dan KAPPI yang tersungkur ke bumi ketika menegakkan keadilan dan kebenaran. Tiga anak kecil dalam langkah malu-malu datang ke Salemba. Salemba UI merupakan pusat perjuangan pada waktu itu dan yang tersungkur adalah mahasiswa yang akhirnya menjadi pahlawan Amanat Penderitaan Rakyat AMPERA. Tiga anak kecil menyatakan ikut berduka cita mempersembahkan karangan bunga berpita hitam. Hal ini menggambarkan bahwa seluruh lapisan masyarakat dan anak-anak muda usia, mahasiswa, pelajar, bahkan taman kanak-kanak pun ikut serta dalam barisan perjuangan KAMI/KAPPI dalam mendobrak ketidak-adilan. Pemahaman makna lugas dalam sajak di atas membantu kita memaksa makna utuh puisi tersebut. Untuk menambah pemahaman Anda tentang makna lugas dan makna utuh dari sebuah puisi, coba Anda baca secara teliti contoh puisi di bawah ini Hari Tuaku Apabila hari tuaku tiba, kelak suatu masa Kacamata tebal atas hidung, bersenandung Menembangkan lelakon lama. Lalu tersenyum Memandang bayangan atas kaca jendela Yang putih warnanya, sampai pun alis, bulu mata. Maka nama Mu kan kusebut dengan bibir gemetar Bagai ayat kitab suci, tak sembarang boleh terdengar Namun kala itu yang empunya nama entah di mana Apakah lagi menyulan, duduk bungkuk atas kursi rotan Ataukah sedang meminang cucu, mungkin pula telah lain Aman berbaring dalam tilam penghabisan. Dan pabila giliranku tiba, terlentang Dengan kedua belah tangan bersilang Sebelum Sang Maut menjemput Sekali lagi nama Mu kan kusebut, lalu diam. Mati. Ajip Rosidi, Jeram Bagaimana pula makna lugas dari sajak Ajip tersebut di atas ? Pertama-tama kita akan menangkap secara keseluruhan, yaitu gambaran dari orang-orang pada hari tuanya. Dengan membacanya lebih teliti lagi larik demi larik, dan memahami makna kata dalam tiap larik, gambaran makna sajak itu mungkin makin jelas. Dengan memahami makna harfiah tiap kata dalam larik akan membantu kita memahami makna utuh dari sajak tersebut. Cobalah Anda gambarkan tentang hari tuaku tersebut dengan menggunakan beberapa kata untuk melihat pertalian larik dan bait sajak tersebut. Hari Tuaku Apabila hari tuaku sudah tiba, kelak pada suatu masa kaca mata tebal akan ada di atas hidung, dan bersenandung menembangkan kenangan lama Lalu tersenyum sendiri, memandang bayangan di atas kaca mata jendela yang serba putih, sampai -sampai alis dan bulu mata pun putih waktu itu nama-Mu selalu kusebut dengan bibir gemetar, seperti membaca ayat kitab suci, tidak boleh salah. Namun, pada waktu itu mungkin di antara kami ada yang sedang menyulam atau duduk bungkuk, di atas kursi rotan atau sedang meminang cucu, atau mungkin pula sudah lama meninggal. Dan apabila giliranku tiba, terlentang dengan kedua belah tangan bersilang, sebelum maut datang menjemput, aku aku menyebut nama-Mu, dan barulah mati. Anda dengan mudah memprafrasekan puisi di atas, dengan bantuan beberapa kata sendiri di samping memahami makna lugas dari setiap kata. Namun, apakah ada makna lain yang belum kita pahami di samping makna lugas di atas ? Jika Anda baca dengan sungguh-sungguh, ada kata-kata atau frase tertentu yang menimbulkan imaji tertentu. Misalnya kaca mata tebal atas hidung, bayangkan atas mata yang putih, sampai alis dan bulu mata, menyulam, duduk bungkuk di atas kursi rotan, berbaring dalam tilam penghabisan, kedua belah tangan bersilang, menjelmakan imaji tingkah laku manusia dan dapat menggugah imaji penglihatan pembaca. Jaringan imaji sebagai sebuah lukisan, benar-benar terasa hidup karena kekonkretan lukisan orang yang sudah tua, yang berkaca mata tebal, duduk bungkuk di atas kursi rotan menyulam, dan sebagainya. Penuangan pengalaman penyair, pengalaman indra maupun pengalaman nalar yang diungkapkannya dengan bahasa yang khas, dengan pengimajian, pengiasan, pelambangan akan menggugah pengalaman kita untuk menangkapnya secara konkret. Dengan kata lain menggugah indra dan nalar kita. Indra pendengaran dan penglihatan kita pun tergugah dengan lukisan penyair, nama-Mu kusebut dengan bibir gemetar, sekali lagi nama-Mu kusebut lalu diam. Kalau kita lihat hubungan antara imaji dengan imaji jaringan imaji, jaringan ini juga melambangkan sesuatu, bukan hanya sekedar lukisan. Melalui pelambangan Ajip menggambarkan perjuangan umat manusia, perjuangan untuk mencapai hidup yang survive untuk sampai pada hari tua yang diidamkan, yang penuh ketenangan. Dalam sajaknya "Hari Tuaku", Ajip melukiskan bagaimana kehidupan di hari tua yang diidam-idamkannya, yang penuh ketenangan dan kedamaian, dan yang selalu berada dan ingat terhadap Tuhan. Inilah makna utuh dari sajak Ajip di atas. Jadi, makna sebuah sajak ialah makna secara keseluruhan, tersurat maupun tersirat, yang terjelma karena adanya hubungan saling menentukan antara pengimajian, pengiasan, dan pelambangan Effendi, 1982. Memahami makna utuh dari sebuah sajak berarti secara aktif dan intensif kita berusaha menyalami dan memahami apa yang hendak dikatakan penyair, serta bersifat kebenaran yang diungkapkan itu. Keseimbangan antara perasaan nikmat dan perenungan perlu tetap dipelihara walau kita memahami makna utuh sebuah sajak. Kita tidak boleh hanya terhanyut oleh perasaan kita waktu menikmati sebuah sajak, tetapi nalar dan pikiran kita juga harus bekerja. Dengan demikian kita dapat memahami nilai-nilai kehidupan yang diungkapkan penyair, baik secara tersirat maupun tersurat, karena untuk memahami nilai-nilai tersebut dituntut pemikiran, penalaran, dan kesanggupan.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Menyusun aksara menjadi kata-kataKadang dilupa, kata-kata dibangun dari aksaraKetika begitu banyak bicara, kata-kata telah mendominasi sehingga aksara tak lagi di ejaMenulislah, aksara tak akan dilupaMenulislah, tak akan amnesia aksaraMenulislah, tak akan kehilangan aksara dalam kataMenulis aksaraBicara kata-kataMelukis warnaSemuanya bermula dari aksara tanpa maknaMenjadi kalimat yang terangkai dari kata-kataAksara telah melahirkan maknaAksara adalah ibu kata-kataTelah melahirkan namaHingga bisa mengucapkan kataAksara telah menjadi kata-kataBisa hanya satu suku kataBisa pula beberapa kataKita tidak terus mengeja aksaraKarena tak ingin terbata-bata Sungailiat, 8 September 2019 Lihat Puisi Selengkapnya
arti kata aksara dalam puisi